Sunday, December 30, 2007

14 June 2005: Pneumatic Valve

Menurut saya pneumatic-valve tidak akan diganti. Sebab bottle-neck peningkatan rpm saat ini bukan di valve melainkan di item-item yang sudah saya sebutkan di email sebelumnya.

Direct Injection saya pikir tidak akan digunakan di engine F1. Sebab teknologi itu justru kontra produktif dengan usaha meningkatkan rpm. Jika bahan bakar diinjeksikan langsung ke dalam silinder, maka (dengan rpm setinggi itu) bahan bakar tidak akan punya waktu yang cukup untuk bercampur dengan udara… akibatnya adalah misfiring alias sebagian bahan bakar akan tidak terbakar.

Saat ini, dengan indirect injection pun, proses pencampuran bahan bakar dengan udara sudah menjadi item of concern karena tingginya rpm. Desain intake manifold + runner sudah dibuat sedemikian rupa sehingga udara (+ bahan bakar) yang masuk silinder punya efek swirl (berpusar) yang cukup sehingga pencampuran bb+udara bisa terjadi dengan cepat.


Salam F1,

Roy



-----Original Message-----
From: F1Indonesia@yahoogroups.com [mailto:F1Indonesia@yahoogroups.com] On Behalf Of Henry Djunaedi
Sent: Tuesday, June 14, 2005 2:00 PM
To: F1Indonesia@yahoogroups.com
Subject: Re: [F1Indonesia] 2400 cc Engine, 8 cylinders



oo.. gitu ok dehh..

berarti bakal ada pengganti pneumatic valve kali yak..

direct I/O injection mungkin? jadi bensin & udara di-inject ke dalam tanpa melalui valve, sementara gas buang, di"-inject" keluar, sehingga tidak perlu lagi ada valve.

barangkali kompresi silinder bisa berlipat ganda? jangan2 kalo bisa pun, material pistonnya ngga mampu?



Henry



ps: btw, gpp kan ngebahas ginian panjang2?

----- Original Message -----
From: Roy Daroyni
To: F1Indonesia@yahoogroups.com
Sent: Tuesday, June 14, 2005 13:20
Subject: RE: [F1Indonesia] 2400 cc Engine, 8 cylinders

RPM motor biasanya lebih tinggi daripada rpm mobil itu karena piston engine motor lebih ringan dan langkahnya juga (biasanya) lebih pendek.

RPM 19ribu seperti sekarang itu tidak terbayangkan sebelumnya? Itu benar karena saat itu orang belum berpikir soal pneumatic valve. Tanpa pneumatic valve rpm engine mentok di angka 15rb rpm, karena pada putaran itu saja pegas konvensional harus bergerak sebanyak 125 kali dalam 1 detik (ini gue copy/paste dari tulisan gue di majalah.. hehe). So, membandingkan rpm motoGP dengan rpm engine F1 tidaklah relevant karena engine F1 pake pneumatic-valve sedangkan engine motor tidak.


Btw, tulisan saya di bawah bukan jusgement bahwa pengingkatan rpm adalah tidak mungkin (atau mungkin), tetapi saya hanya menunjukkan contraint2 yang ada. RPM tentu saja bisa ditingkatkan jika ada teknologi yang bisa mengatasi contrain-constraint itu.


Salam F1,
Roy

No comments: